veni main kamera analog pertama kali
#DiaryVeni,  Diary Foto

Pengalaman Pertama Kali Main Kamera Analog

Sebenernya, aku emang udah niat pengen main kamera analog dari lama. Sayangnya nggak jadi terus karena lupa mau beli roll filmnya.

Nah, kebetulan waktu aku turun di Halte MRT Bundaran HI, aku lihat ada vending machine dari Instax. Di vending machine itu nggak cuma jual kamera Instax aja, ada roll film Instax dan kamera analog juga ternyata.

Jadi, daripada lupa lagi mau beli roll film, aku sekalian beli aja di sana.

roll kamera analog pertama kali beli
Beli roll film dari vending machine Instax

Meskipun udah dibelajarin langsung sama temen cara pasang roll film, tetep aja ujung-ujungnya lihat tutorial Youtube juga. Maklum ketemunya juga udah lebih dari 6 bulan yang lalu. Wajar lah ya lupa. Hihihi

Oke, saatnya ngeluarin kameranya.

Kamera yang Aku Pakai

Aku beli kamera merk Fujifilm MDL-9. Dan aku nggak tahu pasti keluaran tahun berapa. Informasi mengenai itu agak susah dicari di internet.

Aku yakin beli kamera ini hanya karena fisiknya familiar banget sama kamera punya ortuku dulu. Harganya juga lebih terjangkau daripada kamera analog yang lain, sekitar Rp 350.000.

Kamera yang aku beli ini, kalau kata kenalanku, Ismail, bilang namanya PNS, alias point ‘n shoot. (istilah ini lucu banget sih wkwkwk) Jadi, kamera ini tinggal pake aja terus jepret. Nggak perlu atur lensa atau apapun kayak kamera profesional, karena kamera ini udah otomatis dan cocok buat pemula.

Dan kebetulan kamera yang aku pake ini nggak ada fitur zoomingnya. Sebenernya, aku perlu banget fitur itu buat foto detail arsitektural kalo lagi hunting foto. Tapi, yaudah lah, toh aku baru pertama kali main kamera analog. Jadi perlu belajar dulu pake kamera pemula.

Masalah Flare

Sebelum pakai kamera analog, langkah pertama harus pasang roll film dulu dong ya. So, aku lihat tutorial cara pasangnya di Youtube dulu.

Waktu aku lihat backdoor kameraku, aku bingung, kok ada lakban nutupin kaca kecil backdoornya? Pikir aku ngapain dilakban? Kan jadi keliatan jelek.

Alhasil, aku lepas aja lakbannya. Tempelan lengket bekas lakbannya aja aku bersihin pelan-pelan sampe bersih. Bener-bener se-effort itu buat bikin kamera keliatan bagus lagi.

kamera analog fujifilm mdl 9
Backdoor kamera yang udah aku bersihin dari lakban

Habis itu, aku lihat cara pakai kamera dan pasang roll film buat kamera analog Fujifilm MDL-9. Tapi, aku ngerasa ada yang janggal: mayoritas mereka yang ada di Youtube, backdoornya dilakban atau dikasih stiker. Lah barusan aku lepas lakbannya, mereka kok malah nutupin kaca backdoornya?

Lalu, di video Youtube terakhir, aku lihat komentarnya, “Itu kenapa kaca backdoornya dilakban, bang?”

Terus si Youtubernya jawab “Biasa, penyakit MDL-9 kan suka ada flare di foto. Makanya kacanya ditutup.”

Waduh…. Aku jadi kepikiran. “Jangan-jangan nanti foto gue banyak flare nih” gumamku.

Test Cam Hari Pertama

Sekitar lima frame pertama, aku coba dulu foto di kamar tanpa flash. Aku foto waktu siang hari sekitar jam 2 siang. Sebenarnya, ventilasi penerangan kamarku udah terang banget di jam segitu. Jadi, aku pikir, kayaknya gak perlu pakai flash deh.

Hasilnya?
Bisa dilihat sendiri di bawah.
Mengecewakan. Aku kasih satu foto aja di bawah, udah mewakili semua lima frame foto di kamar.

foto pertama kali kamera analog gagal
Foto pertama yang gagal

Lalu, aku coba foto indoor dan no flash. Tapi foto jendelanya langsung.
Hasilnya? Lumayan, meskipun ada flare sedikit.

Foto jendela ruang tamu

Lalu, aku coba foto indoor dan aktifin flash. Lebih jelas dan cakep. Lumayan.

Foto indoor depan kamarku

Baca juga artikelku yang lain!

Cari Kamera Analog di Jakarta? Cek Offline Store-nya Analooks.stuff!

Lalu, aku coba foto keponakanku. Warnanya lebih hidup. Mungkin karena interiornya nggak polos kayak foto sebelumnya yang cuma tembok polosan.

dua keponakanku yang lucu

Ponakanku yang cewek, Aluna, pengen nyoba pakai kamera analogku juga. Dia nyuruh aku buat foto sama Zayn, adiknya. Akhirnya Aluna punya pengalaman main kamera analog juga.

Zayn dan aku

Coba Hunting Foto di Hari Kedua

Besokannya, aku mau coba hunting foto di luar. Spot foto pertama tujuan aku adalah di Lapangan Banteng dan sekitarnya. Tempat itu bakal jadi pengalaman foto spot outdoor pertama aku buat main kamera analog.

Hasilnya? Yah, ketawa sedih aja liat hasilnya, karena semua foto ada flarenya. Padahal angle pengambilan foto udah mantap.

foto kamera analog monumen pembebasan irian barat
Foto monumen Pembebasan Irian Barat dari angle vomitorium amfiteater Lapangan Banteng
foto kamera analog monumen pembebasan irian barat
Foto monumen dari angle bangunan bendera

Untungnya, ada satu foto yang sedikit terselamatkan dari gangguan flare. Finally! Keren banget! Meskipun miring sedikit dan kurang perfect anglenya.

foto kamera analog monumen pembebasan irian barat
Foto terbaik monumen Pembebasan Irian Barat

Setelah itu, aku jalan kaki ke Halte Juanda buat coba hunting foto di sekitar Sarinah naik Transjakarta.

foto kamera analog gereja katedral
Foto Gereja Katedral Jakarta

Sesampainya di sekitaran Sarinah, aku foto Hotel Sari Pacific. Aku ngincar detail balkon jendelanya, tapi apa daya kamera analogku yang ‘jabatannya’ masih PNS. Nggak bisa nge-zoom lah!

foto kamera analog hotel sari pacific
Foto Hotel Sari Pacific

Karena frustrasi nggak bisa dapat foto detail, akhirnya aku coba foto perkotaan aja. Kebetulan pas deket proyek MRT yang ditutup hampir setengah jalan, aku berdiri dekat proyek itu dan coba ambil angle dari tengah jalan.

Oke, tidak ada yang dibanggakan dari hasilnya. Huh….

foto kamera analog jl. m.h. thamrin
Foto Jl. M.H. Thamrin

Hunting Foto di Hari Ketiga

Aku bawa kamera analogku ke event Book Party di Taman Situ Lembang. Tahu sendiri kan taman itu indahnya kayak gimana. Dari segi landscaping kayak tanaman dan perkerasannya, dan bebeknya yang menambah kesan hidup taman. Apalagi kalau air mancurnya aktif, wah, pemandangannya bakalan indah banget.

Kebetulan di sore hari itu, air mancurnya aktif. Udah gitu langitnya cerah pula. Aku pengen foto pake kamera analogku, tapi nggak enak sama temen bookmates yang lain karena kita masih diskusi buku. Jadi, momen cerah di taman itu nggak sempat aku abadikan.

Kami baru kelar saat jam lima lebih. Yup, sudah menjelang malam waktu itu. Akhirnya aku buru-buru ambil foto. Takut makin gelap.

Sayangnya, hasilnya memang gelap.

foto kamera analog taman situ lembang
Foto taman dan danau

Ada yang Nyolek…

Waktu mau coba ambil foto taman, ada tiga anak SD yang colek aku pas aku lagi nyari angle. Aku sempat fokus karena emang nyari angle foto. Setelah bidik anglenya, aku tanya mereka, “Iya, ada apa?”

“Kak, aku boleh fotoin kakak, nggak? Buat dokumentasi tugas kita tentang aktivitas apa aja yang dilakukan orang di taman”

Aku mikir, “Hmm.. Boleh”

Aku langsung ambil posisi biasa buat difoto, berdiri tegap ke arah mereka, “Yuk, difoto” kataku.

“Enggak, kak. Kita fotoin kakak lagi foto gitu. Kan kakak lagi megang kamera, jadi keliatan aktivitasnya kalo aktivitas kakak lagi berfoto dengan kamera”

“Oalah!” ngobrol dong daritadi, batinku.

Aku bikin pose lagi ngambil foto taman, dan mereka bertiga ngefotoin aku.

Hasil fotonya nggak ada. Kan pake hape mereka, bukan kamera analogku.

Setelah itu, aku rencana pingin ambil foto bebek yang berenang, karena lucu banget. Aku sampe harus sabar nunggu bebek itu lewat depan aku.

foto kamera analog bebek
Foto dua bebek lagi berenang.

Lagi-lagi, mengecewakan.

Setelah foto bebek ini, ada yang nyolek lagi. Duh… Ada yang minta bantuan apa lagi ini?

Kali ini, seorang cowok tinggi yang nyolek aku. Ternyata dia dari Book Party juga. Namanya Ismail.

“Kak, maaf, boleh fotoin saya nggak? Pengen tahu hasil kameranya kayak gimana”

Aku langsung lihat film counter yang udah menunjuk ke angka 36. Berarti sudah frame terakhir. Akhirnya aku iyain aja. Lagian udah bingung mau foto apa, hari udah mulai gelap juga kan. Jadi, yaudah, abisin frame terakhir sekalian.

“Oke. Gapapa. Ini frame terakhir juga”

“Waduh! Nggak usah deh kak. Nggak enak”

“Udah nggak papa. Aku juga udah bingung mau foto apa. Jadi mau abisin frame terakhir sekalian.”

Akhirnya dia ngajak temennya yang dari Book Party juga. Aku foto mereka berdua tanpa flash. Aku pikir masih agak terang, jadi sepertinya nggak perlu pake flash.

Tapi ternyata… Ya, bisa lihat sendiri hasilnya.

foto kamera analog kenalan saya yang gagal
Maaf yaa Ismail dan kawannya

Oke, bye. Saya nyerah foto pake kamera analog ini. *nangis*

Bercanda.. Aku nggak nyerah kok. Mungkin besok aku bakal lakban lagi kaca backdoor kameranya.

Sekian pengalaman pertama aku main kamera analog. Nantikan cerita petualangan hunting visual aku lainnya ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *