pantai parangtritis
Travelling

Pergi ke Pantai Parangtritis: Menikmati Angin dan Deburan Ombak

Setelah dari rumah Mbak Erna, kami pergi ke Pantai Parangtritis, pantai yang paling terkenal di Yogyakarta. Awalnya kami bingung mau ke Pantai Drini atau Parangtritis. Karena rumah Mbak Erna dekat Pantai Parangtritis, akhirnya kita memilih ke pantai itu. Liburan kali ini banyak cerita lucu, meski harus menghadapi tantangan.

Masuk Gerbang Pantai Parangtritis dengan Gratis

Kami ke Pantai Parangtritis naik mobil elf punya Mbak Rina, sepupuku yang tinggal di Wonosari. Sepanjang perjalanan, Pak Yanto yang nunjukin jalan ke arah pantai dan Mas Depi – suami mbak Rina – yang nyetir mobilnya.

Mendekati gerbang pantai Parangtritis, Pak Yanto memakai topi koramilnya. Kebetulan dia tentara yang dua bulan lagi pensiun. Pas petugas gerbang periksa kita, Pak Yanto langsung bilang, “Sepurane, nggeh, pak. Kulo anggota…”, lalu menyebutkan daerah tugas dan sesuatu yang berhubungan sama tentara yang nggak kami ngerti. Habis itu, kami dipersilahkan langsung masuk tanpa bayar tiket.

Di daerah Jawa, apalagi daerah pedesaan, profesi polisi dan tentara sangat disegani.

Angin Kencang dan Pasir Berterbangan

Sampai di gerbang Pantai Parangtritis, angin kencang langsung menyambut kami. Angin yang kencang ini juga bikin pasir ikut berterbangan. Aku yang lagi pakai softlens harus menyipitkan mata biar nggak infeksi karena kelilipan.

Memasuki area pantai, aku sering berhenti gara-gara kelilipan. Padahal aku udah berusaha nutup wajah. Selain itu, matahari terasa terik banget. Karena angin yang kencang dan berpasir, juga sinar matahari yang terik, aku beli topi bundar di toko terdekat. Topi ini lumayan membantu buat ngelindungin aku dari terik matahari sekaligus pasir yang beterbangan. Selain praktis, topi bundar ini juga bikin penampilanku di foto jadi lebih pantai vibes banget.

Di toko itu, sebenarnya aku ingin beli kacamata juga. Tapi kacamatanya banyak yang nggak cocok buat aku. Semuanya frame kacamatanya kotak besar, aku nggak suka. Jadi, aku cuma beli topi aja disana.

Menghadap ke tebing Pantai Parangtritis
Menghadap ke tebing Pantai

Deburan Ombak Parangtritis

Yang paling aku suka dari pantai itu deburan ombaknya. Suaranya bikin tenang. Pemandangan ombak yang pecah di bibir pantai juga bikin aku terkesima. Ombak yang besar, garis pantai yang panjang, dengan tebing yang tinggi di sisi timur menambah kesan megah pantai ini. Aku berdiri menikmati suasana pantai menghadap ke tebing.

Aku mengambil foto dan video dengan tripod. Karena anginnya kencang banget, kaki tripodku harus dibenam sedikit di pasirnya. Kadang tripodku jatuh, saking kencang anginnya. Hal itu yang bikin aku kesal pas mengabadikan momen.

Setelah itu, aku mendekati laut. Aku hanya ingin menikmati deburan ombak. Ternyata ombaknya makin besar dan makin maju ke bibir pantai, sampai sandal yang aku pakai hampir hanyut kebawa ombak. Aku yang panik langsung cekatan ngambil sendalnya sampai tasku basah kena air.

Ombak pantai

Foto Bersama

Waktu kami mau foto sekeluarga, aku inisiatif pakai tripod. Karena anginnya kencang banget dan kaki tripodku harus dibenam sedikit di pasirnya, tapi tetap aja tripodnya sering jatuh ketiup angin. Akhirnya, kami minta tolong seseorang buat fotoin kami.

foto bersama di Pantai Parangtritis
foto bersama di Pantai

Kesan Sehabis dari Pantai Parangtritis

Liburan ke Pantai Parangtritis kali ini memberikan pengalaman yang berbeda. Aku nggak cuma menikmati pemandangan indah, tapi juga merasakan angin kencang, pasir yang berterbangan, dan teriknya matahari yang khas di pantai. Meskipun begitu, aku menikmati liburan ini. Setiap momen yang aku alami di sini benar-benar unik dan berbeda dari biasanya.

Mau tahu cerita sebelum ke pantai? Yuk klik link dibawah ini!

Mau tahu cerita travelingku yang lain? Yuk klik link dibawah!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *