axl rose lagu rock
#DiaryVeni

Awal Mula Aku Suka Lagu Rock

September ini sepertinya aku bakal banyak nulis tentang hari kelahiranku. 

Well, bulan monumental ini nggak lepas dari potongan-potongan kecil cerita hidup dari dulu hingga sekarang, yang membentuk aku di masa kini.

Now, I will talk about music.

Seperti biasa, aku memulai hari dengan nyetel lagu rock, apapun itu judulnya. Yang penting ‘harus menggebu-gebu’. Aku nggak mau mulai hari dengan lagu-lagu lemes dan sendu.

Dan kali ini, aku nyetel lagu Sweet Child O’ Mine dari Guns N’ Roses. Intro gitar pertamanya langsung memainkan visual memori pas aku duduk di depan TV, nontonin musik video mereka saat aku TK di ruang tamu. 

Masa kecilku nggak lepas dari suara berisik ribut kedua orang tua aku. Ada aja yang mereka ributin sampai ayahku mem-baku-hantam ibuku, apalagi di malam hari. Aku sampai hafal pola mereka kalau lagi konflik: di malam hari, mereka berdua bakal ribut kencang sampai kejar-kejaran dan pukulan ayahku melayang ke ibuku. Di siang harinya, ibuku menggalau sambil nyetel lagu Betharia Sonata berjudul Hati yang Luka sambil nyanyi dan bebersih rumah.

Efeknya, aku benci lagu Betharia Sonata sampai sekarang, meskipun orang tuaku udah jarang ribut.

Menteri Penerangan di jaman Soeharto, Harmoko, sempat ingin menghapus lagu cengeng di akhir tahun 1980-an, gara-gara lagu Hati yang Luka ngehits di TVRI. Cuma hal ini yang aku setujui dari menteri di era Soeharto. Aku nggak mau lagi dengar lagu cengeng yang bikin aku makin sedih, karena lagunya buat menggalau ibuku setelah KDRT tersebut.

Selain lagu pop galau ala 1980-an, ibuku juga suka slow rock kayak Inka Christie dan Nike Ardilla. Sebenarnya aku suka juga Nike Ardilla, tapi tetap saja ibuku nyetel lagu galau kayak lagu Mama Aku Ingin Pulang.

Semenjak itu, aku nggak pernah dengar lagu-lagu galau Indonesia yang ngetren. Jadi aku nggak bakalan pernah nyambung kalo ngomongin lagu galau Indo yang mainstream sama temen-temen. Because I hate it, whatever the reason is.

I hate Indonesian sad songs.

Sampai pada akhirnya, entah kenapa ibuku nyetel lagu rock. Dia ganti kaset Nike Ardilla itu dengan kaset lain.

Lalu, layar TV memperlihatkan scene sekumpulan cowok aneh dengan rambut gondrongnya yang menyiapkan instrumen nge-band mereka. 

Intro gitar lagu yang judulnya entah apa itu mulai ngehipnotis aku.

Setelah itu, si vokalis berambut gondrong dan berbandana itu mulai bernyanyi. 

She’s got a smile that it seems to me

Reminds me of childhood memories

Where everything was as fresh

As the bright blue sky

Now and then when I see her face

She takes me away to that special place

And if I stared too long

I’d probably break down and cry

Whoa, oh-oh

Sweet child o’ mine

Whoa, oh-oh-oh

Sweet love of mine

Mataku langsung berbinar dan tersenyum melihat dia bernyanyi. Seakan-akan sweet child dan yang ia maksud adalah aku. Sang penyanyi, Axl Rose, dengan gaya nyentrik dan karismatiknya seakan menenangkan bocah polos yang sedih ini dari konflik rumah tangga yang nggak dia paham.

Teryata, berisik karena dentuman drum lagu rock lebih baik daripada berisik karena hantaman tinju kekerasan.

Semenjak itu pula, lagu rock adalah bagian dari hidup aku yang nggak terpisahkan. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *