bunga dan bazar local brand di chillax
#DiaryVeni,  Fashion,  Jewelry,  Store

Setangkai Cerita dari Bazar Local Brand di Chillax Sudirman

Aku datang ke bazar local brand bertajuk The Art of Gifting di Chillax Sudirman pada tanggal 16 Februari yang lalu. Bazar ini diadakan selama tiga hari, terhitung dari tanggal 14 sampai 16 Februari 2025 dalam rangka hari Valentine. Yap, aku datang di hari terakhir bazar, hehehe.

Nuyuy – temanku – memberitahu aku kalau ada event bazar local brand yang mengadakan diskon besar-besaran. Mulai dari flatshoes yang harganya Rp 300.000 jadi Rp 100.000, atau tas hand bag dari harga Rp 200.000 jadi Rp 98.000. Coba, siapa yang gak tertarik?

Tapi, ketertarikan itu nggak semata membawa cerita ‘habis belanja diskonan’ atau ‘cuci mata’ saja. Ternyata, ada orang-orang hebat yang aku temui di balik bisnis kecil mereka, yang memiliki ide dan konsep uniknya tersendiri.

Berfoto untuk Ditempel di Cupid’s Wall

Sebenarnya, aku ke sana cuma mau main sama Nuyuy – temanku. Sesampainya di sana, aku baru tahu di sana ada photo booth berkonsep unik, yaitu menyediakan papan Cupid’s Wall sebagai challenge ajang mencari jodoh, mengingat bulan Februari adalah bulan Valentine. Jadi, untuk yang mau ikut challenge ini, hasil cetak foto kita akan ditempel dengan kertas info nama, username IG, dan zodiak kita. Lucu, ya!

Ikut challenge ini gratis kok, termasuk foto di photo booth. Tapi ada syaratnya: kita harus single, wajib hukumnya! Belum taken atau bahkan nikah. Kebetulan aku single, so, let’s do it!

foto sendiri di photobooth
Berfoto di photobooth

By the way, aku ikut ini cuma iseng doang kok. Cuma pengen foto aja 😀

Setelah itu, aku diminta nama, zodiak, dan username Instagram untuk ditempel di papan Cupid’s Wall bersama cetakan fotoku. Lucu banget kan challenge ini?

berfoto di cupid wall
Berfoto untuk Cupid’s Wall

Habis puas foto sendiri, akhirnya Nuyuy ngajak foto berdua “Foto berdua yuk, Ven!”

“Ayo, mumpung lagi ketemu.” Selain itu, gratis pula karena Nuyuy termasuk staff photo booth itu sendiri. Kita puas-puasin foto bareng sebelum ada orang lain yang ingin foto juga.

foto dengan nuyuy di photobooth
Berfoto dengan Nuyuy di photobooth

Dapat Bunga dari Undian

Nuyuy nunjukin foto polaroid di case hape belakangnya. Aku jadi pengen. Ternyata dia dapat dari booth travel yang letaknya nggak jauh dari photo booth.

“Lu coba ikut giveaway di booth itu deh. Siapa tau undiannya dapet foto polaroid juga. Nanti difotoin pake kamera polaroid mereka”

Akhirnya aku coba ke sana. Di booth itu, mereka cuma nyuruh aku follow tiga akun Instagram, lalu tulis nama, username Instagram, dan nomor WhatsApp. Jadi, namaku dicatat, siapa tahu beruntung dapat tumblr minuman Stanley berwarna merah atau liburan ke Bandung. Tapi, bukan itu yang aku incar: aku mau difoto pakai kamera polaroid. Hehehe

Habis itu, aku mengambil gulungan kertas di dalam jar yang berisi busa styrofoam. Setelah aku ambil, aku mengambil amplop kecil secara random, yang isinya bros gambar kucing. Lalu, aku dapat bunga. Aku dihimbau untuk menunggu tiga hari, siapa tahu namaku muncul untuk menang undian. Sudah, itu saja.

Yaudah lah ya, kayaknya lagi kurang beruntung nggak bisa foto pake kamera polaroid, tapi lumayan dapat bunga cantik dan nunggu untung-untungan buat menang undian.

Berkeliling Sebentar di Bazar Local Brand dengan Nuyuy

Kebetulan, photo booth lagi sepi, akhirnya kita berdua menyempatkan keliling mengitari bazar sebentar.

Kita melihat-lihat perhiasan manik-manik, gantungan hape, baju, dan tas yang lagi diskon. Nuyuy sempat mampir ke booth baju dan tas, lalu kita berjalan lagi. Akhirnya, ia tertarik dengan kemeja panjang yang sedang diskon 10%.

Aku berhenti di booth aksesoris gelang, kalung, dan cincin yang menggunakan bunga kering yang dilapisi resin epoksi. Aku sempat naksir dengan kalung bergaya vintage dengan pendant bunga rose bud. Rasanya ingin beli sebagai koleksi aksesorisku di rumah, tapi aku cuma tertarik saja, nggak pingin-pingin banget.

kalung
Kalung resin dengan bunga kering

Makan Es Krim Gelato rasa Klepon dan Nastar

Setelah berkeliling dan ngobrol lama dengan Nuyuy, akhirnya dia ngajak aku buat beli es krim gelato. Dia suka es krim gelato ternyata. Jadi, aku ikut-ikut aja. Lalu kami ke booth es krim yang jaraknya cuma sepuluh meter dari photo booth.

Booth es krim itu menawarkan empat varian rasa: cokelat, vanilla, klepon, dan nastar. Penjual es krim menawarkan rasa klepon dan nastar buatan mereka, mungkin karena stok es krim itu masih banyak. Nuyuy agak ragu, tapi aku pengen nyoba.

“Mau di coba dulu, kak?”, kata mas penjual es krim.

“Boleh deh, mas”, kataku.

Dia mengambil dua stik es krim, lalu mencimit sedikit es krim rasa klepon dan nastar di masing-masing ujung stik tersebut. Setelah itu, kami mencobanya. Nuyuy mencobanya sambil sedikit mengarahku, lalu ia menyipitkan mata. Aku cuma ketawa ngikik melihat ekspresinya.

“Yang cokelat sama vanilla aja deh, mas”, kata Nuyuy dengan singkat.

Masnya menawarkan rasa klepon dan nastar itu lagi, tapi Nuyuy tetap kekeuh dengan rasa pilihan dia. Aku yang ngerasa ‘enak-enak aja’ akhirnya mau buat nyoba rasa es krim klepon dan nastar tersebut. Akhirnya, Nuyuy dengan es krim gelato rasa cokelat-vanillanya, aku dengan es krim gelato rasa klepon-nastarnya.

Menurutku, es krim klepon tersebut rasanya kurang lebih seperti es krim kelapa, dengan sedikit manis dari brown sugar. Aku paling suka es krim nastarnya: rasanya seperti kombinasi antara manis vanilla, sedikit selai nanas dan manis popcorn. Terlebih ada campuran potongan kue atau biskuit yang manis, semanis popcorn. Jadi, rasa nastarnya enak banget!

makan es krim gelato di bazar local brand chillax
Aku dengan es krim rasa klepon dan nastarnya, Nuyuy dengan es krim rasa coklat dan vanilanya

Setelah puas makan es krim sambil ngobrol, lama-lama photo booth pun ramai. Aku takut mengganggu Nuyuy kerja. Akhirnya, aku pamit pulang. Tapi, rasanya kurang lengkap kalau bazar local brand ini nggak aku jelajahi dulu. Akhirnya, aku memutuskan buat berkeliling dulu, alias cuci mata.

Beli Pendant Kalung Bergaya Art Deco dari Herloom Studio

Di bazar local brand ini, ada banyak booth merk lokal yang menjual tas, sepatu, pakaian, perhiasan, make up, dll. Aku sendiri tertarik dengan booth pakaian dan perhiasan logam, karena aku suka perhiasan.

Awalnya, aku hanya ingin melihat-lihat kalung bergaya vintage. Aku tertarik dengan kalung berbentuk bulat dan berbatu pirus turqoise. Nggak cuma itu, aku juga tertarik dengan kalung berpendant hati yang berwarna gold. Lalu, aku mencoba anting berbentuk tear drop berwarna gold. Tapi sayang, aku sudah punya. Bedanya, bentuknya saja yang ulir. Akhirnya, aku memutuskan untuk mencoba kalung saja, satu per satu.

Sampai aku nggak sengaja meletakkan kalung di dekat wadah bagian anting dan pendant kalung. Mataku tertuju ke pojok bawah wadah tersebut, yaitu di bagian pendant kalung, seperti mengunci target saat melihat dua pendant tersebut.

Entah kenapa aku tertarik dengan pola geometrisnya, dengan rhinestone berwarna magenta di atasnya, dan plate berwarna gold. Akhirnya aku ingat, desain ini seperti konsep Art Deco yang aku suka! Terlebih, warna rhinestone magenta yang termasuk favorit aku.

pendant bergaya geometris di bazar local brand
Pendant kalung dengan bentuk geometris

Aku terharu saat menemukan pendant yang sesuai dengan kesukaan aku. Menurutku, jarang banget ada perhiasan, apa lagi pendant yang menggunakan desain dengan pola geometris seperti ini, seperti menemukan jarum di tumpukan jerami.

Mencoba Parfum deocna

Kebetulan, parfum di rumahku mau habis. Aku mau beli parfum lagi, tapi aku ingin eksplor aroma yang lain. Mungkin aroma mawar, seperti yang dulu pernah aku beli dan bikin aku susah move on. Atau mungkin aroma vanilla, seperti lilin aromaterapi yang sering aku beli untuk kamarku.

So, aku bilang ke kakak penjaga booth-nya, kalau aku lagi cari parfum yang ada aroma mawar. Dia langsung memberi sampel parfum bernama Aurora. Aroma mawar yang aku cari ada di top notes-nya, yang termasuk dalam aroma floral. Wanginya manis, nggak terlalu mencolok.

“Kayaknya aku lebih cocok di Aurora ini deh, kak. Soalnya cocok buat personality aku yang nggak terlalu suka mencolok tapi elegan gitu, lho” sambil menunjuk kalung dan gelang aku yang berwarna gold.

“Kalo gitu, kakak cocoknya emang di Aurora. Karena wanginya manis, tapi nggak terlalu mencolok. Jadi kesannya lebih sopan dan elegan, kayak yang kakak cari” kata dia.

Sambil mencium aroma parfum satu per satu, aku sempat ngobrol lama tentang aroma dengan dia. Entah kenapa, mungkin karena intrusive thoughts, aku langsung nyeletuk out of topic, “Ih, enak banget ngobrol ama kakak. Seru soalnya, wawasannya luas soal parfum. Kakak foundernya kan ya?”

“Enggak, kak. Aku cuma jaga booth-nya aja. Kebetulan emang harus paham mengenai perfumery sih, soalnya aku udah lama kerja di brand parfum” jawabnya sambil senyum.

Tapi aku senang banget ngobrol sama dia mengenai aroma perfumery, karena seru dan wawasannya luas dengan pembawaan yang akrab, meskipun dia bukan owner atau foundernya. Semoga suatu hari bisa ketemu lagi yaa kak! Hihihi

Lalu, aku iseng mencoba varian lain. Salah satunya aku mencoba varian Aureate. Aroma grenadine dan citrus pada top-notesnya membuat aromanya manis dan kuat, sehingga memberi kesan wangi yang mencolok. Aku langsung jatuh cinta. “Kak, ini wanginya enak banget!” kataku sambil menunjukkan sampel dengan antusias, lalu mencium sampelnya lagi.

Ekspresi kakak penjaga booth-nya langsung seperti terkejut, karena hari itu, banyak pembeli yang memilih varian Aureate. “Iya, kak. Ini best-seller kita. Kita sampe kewalahan karena banyak yang request varian Aurete ini” jawabnya dengan antusias.

Beli Satu, Gratis Satu. Dapat Claim Diskon Pula

Aku juga mencoba varian yang lain. Tapi, pilihanku jatuh kepada varian Aurora dan Aureate. Jadi, aku membeli varian Aurora, yang lagi diskon dari Rp 209.000 jadi Rp 186.000. Lalu dapat bonus varian Aurete ukuran travel size.

“Kak, kalo bayarnya cash nggak papa kan? Aku hari ini bawa cash doang” tanyaku. Sebenarnya, aku masih ada uang di m-banking aku, tapi aku lagi sayang banget sama uang di tabunganku.

“Boleh kak” jawab dia dengan senang hati. Aku langsung memberi dua lembar seratus ribu.

“Oke, uangnya dua ratus ribu ya, kak” Dia langsung ke meja kasir. Tapi, nggak lama, dia berbalik badan ke arahku dan bilang “Kak, aku kasih harga Rp 180.000 aja ya” katanya dengan senyum ramah.

Aku bingung, mukaku langsung seperti shocked Pikachu kayak meme di internet, “Nggak papa, kak?”

“Iyah, nggak papa, kak” katanya sambil senyum dan memberikan kembalian Rp 20.000.

Aku jadi senang banget! Karena aku nggak cuma dapat satu produk doang hari itu, aku juga dapat potongan harga lagi saat beli produk utamanya. Selain itu, aku dapat free travel size parfum yang aku suka, dan dapat voucher claim diskon 20k! Hari itu, aku dapat rejeki nomplok!

beli parfum deocna di bazar local brand
Beli satu, gratis satu, dapat claim diskon pula di booth parfum deocna

Lanjut Melihat-Lihat, Lalu Berhenti di Booth Fashion Rajut Button On

Setelah membeli pendant kalung dan parfum, aku berkeliling lagi, sekaligus melihat-lihat siapa tahu ada barang yang nyantol di mata.

Langah kaki aku sempat berhenti di booth knitwear fashion, atau fashion rajut. Lalu, aku menghampiri booth tersebut sambil ngobrol dengan founder dari brand Button On – yang bernama Kak Deby – mengingat aku juga tertarik dengan pakaian rajut. Terlebih, bahan rajut adalah preferensi bahan pakaianku di musim hujan ini untuk menjadi outer, karena bahannya yang tebal dan hangat. Tetapi, aku merasa ada yang berbeda pada gaya fashion brand Button On ini.

bersama owner button on di bazar local brand
Bersama Kak Deby Linardo, founder dari brand rajut Button On.

Fashion rajut yang aku tahu selama ini hanya untuk outer atau pakaian khusus musim dingin saja. Ternyata, ada brand yang menggunakan konsep rajut menjadi fashion bergaya casual nan stylish, terlepas apapun musimnya. Hal ini menjadi konsep fashion rajut Button On, yang ingin menjadi pilihan daily wear di segala kegiatan.

Tagline “Knit Your Story With Us” dengan konsep brand itu sendiri saling berhubungan: ia ingin fashion rajut itu menjadi pilihan daily wear yang bisa dipakai dalam berbagai kegiatan, terlepas apapun musimnya dan menjadi bagian dari cerita, baik menjadi bagian dari cerita Button Friends (panggilan untuk customer Button On), maupun menjadi bagian cerita Button On itu sendiri, mengingat konsep fashion rajut ini yang bergaya casual.

Sebagai implementasi komitmen pada kualitas brand, Button On memilih bahan rajut terbaik, yaitu 100% katun. Semua berawal dari keresahan sang founder dengan banyaknya pakaian rajut yang kurang nyaman dipakai dan berkualitas. Maka dari itu, visi brand Button On adalah bisa membawa pakaian rajut dengan kualitas terbaik ke perempuan-perempuan Indonesia.

Setelah mengobrol lama, aku jadi terkesan karena ide ini fresh banget! Mengingat banyak fashion rajut yang diterapkan hanya sebagai outer atau sebagai pakaian musim dingin. Tetapi brand Button On menawarkan konsep unik: fashion rajut yang casual yang bisa dipakai untuk kegiatan sehari-hari dengan kualitas bahan rajut terbaik. Menarik, kan!?

Belajar tentang Value dari Booth Perhiasan djoe&co. jewels

Saat mantap berjalan ke luar untuk pulang, mataku tertuju ke perhiasan yang bentuknya paling unik di antara booth perhiasan yang lain. Jadi, aku memutuskan untuk berhenti sebentar ke booth itu, yang bernama djoe&co. sambil berbincang-bincang dengan Kak Vasthi – founder dan owner dari brand djoe&co.

Di balik barisan perhiasan yang terpajang rapih tersebut, sekilas aku melihat bentuk perhiasannya secara keseluruhan lebih organik dibanding yang lain. Organik yang aku maksud adalah bentuknya terkesan alamiah, terlebih dengan kombinasi mutiara atau batu kristal yang sudah pasti dapat dari alam.

Terlebih, aku merasa ada nilai seni tersendiri pada brand perhiasan ini. Tidak heran, karena booth perhiasan ini terlihat paling berbeda di antara kebanyakan booth perhiasan yang lain di sana yang terkesan seperti template atau sama saja seperti yang lainnya, bahkan hanya berbeda di nama brandnya saja.

Perhiasan djoe&co.
(Foto diambil saat event bracelet making di Narabe Coffee)

Saat aku berbincang dengan Kak Vasthi, djoe.co jewels adalah brand perhiasan buatan tangan yang berkualitas tinggi, dengan desain yang terinspirasi dari kehidupan pinggir pantai nan modern di waktu yang bersamaan.

Brand ini mengusung konsep “Goddess from the East“, yang terinspirasi dari keindahan budaya timur, dengan campuran elemen dan bentuk yang alami. Dengan mengkombinasikan gaya yang kontemporer, perhiasan ini juga mencerminkan kekuatan, ketegasan, kemandirian pada perempuan namun feminim dan menggoda.

Saat ia memaparkan konsepnya, aku menjadi terinspirasi dengan value yang ditawarkan: perhiasan tidak hanya sekedar sebagai barang yang dipakai untuk mempercantik, tetapi sebagai benda yang bernilai lebih dari fungsi mempercantik tampilan perempuan. Terlebih, cerita tentang keindahan budaya timur dari perhiasan membawa nilai kultural khas ketimuran Indonesia, yang tercermin pada setiap detail elemen perhiasan.

Sehingga di zaman yang progresif ini, kecantikan perempuan Indonesia tidak hanya dilihat dari seberapa glamor perhiasan yang mereka pakai, namun juga dari bagaimana perhiasan yang mereka pakai tersebut mampu bercerita tentang nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi, sebagai perempuan Indonesia.

Yang Aku Dapat dari Event Bazar Local Brand Ini

Bazar local brand ini adalah pengalaman yang tak terlupakan buat aku. Aku tidak hanya pulang dengan barang-barang baru, tetapi juga dengan pengetahuan dan inspirasi baru.

Sepulang dari bazar tersebut, aku membawa pulang dua hal: barang dan cerita. Barang yang aku sukai dan butuhkan, dan cerita tentang bagaimana brand itu dibuat, bagaimana mereka memilih bahan-bahan untuk produknya, bagaimana konsep ide atau inspirasi brand tersebut, dan apa ‘nilai’ pada barang yang mereka jual selain nilai harga.

Aku bertemu dengan orang-orang hebat di balik bisnis kecil mereka di bazar local brand itu: Mereka adalah orang-orang yang berani bermimpi dan berpikir out of the box dengan ide fresh mereka. Aku menjadi lebih paham akan nilai sebuah produk, lebih menghargai kerja keras dan ide mereka, dan lebih termotivasi untuk mendukung mereka.

Maka dari itu, pentingnya untuk mendukung local brand Indonesia, karena selain membantu pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga melestarikan keindahan budaya Indonesia sekaligus mendorong kreativitas anak bangsa.

Sumber:

https://jakarta-tourism.go.id/event/folkaland-the-art-of-gifting

https://www.antaranews.com/berita/3981825/perpaduan-katun-dan-rajut-akan-jadi-tren-fashion-tahun-ini

https://www.rri.co.id/lain-lain/1245025/baju-rajut-kembali-jadi-trend-fashion-anak-muda

https://lolomercadito.com/blogs/news/a-guide-to-understanding-925-sterling-silver?srsltid=AfmBOorKUUfcp0Z6oPyC0ejSMli0fX0Hx7RQwJVbTWt8KlUz-bL7T2j2

https://www.kompasiana.com/mariaoliviatita05/653bb8a5ee794a4bcf296f52/pentingnya-memasarkan-produk-lokal-di-indonesia-untuk-mendorong-pertumbuhan-ekonomi

https://www.instagram.com/buttonon.official

https://www.instagram.com/djoeandco_

https://deocna.com

https://www.instagram.com/herloomstudio

3 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *