
Mau Kuliah Arsitektur? Ini 8 Pertimbangan Sebelum Kuliah Arsitektur
Sebagai lulusan arsitektur, aku ingin menjabarkan 8 pertimbangan sebelum kuliah asitektur buat kalian.
Apakah kamu pengen jadi arsitek yang desain rumah impian? Atau kamu salah satu yang ngiler lihat konten architecture student life di TikTok? Wait, kamu baru lihat yang bagus-bagusnya saja, dan belum menyelami realita yang harus dihadapi.
Sebelum kamu daftar kuliah jurusan arsitektur, penting banget buat tahu medan perang yang akan kamu masuki. Karena kuliah arsitektur itu bukan cuma soal gambar dan gaya, tapi juga soal mental, waktu, dan strategi bertahan selama kuliah.
Berikut ini 5 hal yang harus kamu pertimbangkan sebelum kuliah arsitektur!
1. Minat dan Bakatmu Memang di Bidang Visual dan Desain
Minat dan bakat adalah fondasi utama yang harus kamu punya. Banyak orang kira kalau arsitektur itu cuma menggambar bangunan yang estetik. Padahal, sebenarnya jauh lebih dari itu: arsitektur adalah perpaduan seni, sains, dan teknik. Kamu harus punya minat yang kuat dalam mendesain, memecahkan masalah, dan pembangunan.
Lebih penting lagi, kamu perlu bakat visualisasi yang baik, kemampuan berpikir logis, dan kemauan untuk terus belajar. Jangan takut kalo kamu belum mahir menggambar. Skill ini bisa kamu asah seiring berjalannya waktu kamu kuliah. Tapi, minat yang mendalam adalah fondasi utamanya.
Maka dari itu, apakah kamu suka mengamati detail bangunan? Apakah kamu suka berpikir secara spasial? Kalau kamu kesusahan menjawabnya, mungkin kamu bisa ikut tes minat dan bakat dulu. Dari pengalamanku, aku memang sudah ikut tes minat dan bakat. Hasilnya, aku berbakat di bidang visual-spasial dan logika. Setelah itu, rekomendasi karirku salah satunya di arsitektur. So, pastikan kamu milih jurusan kuliah sesuai minat dan bakatmu, ya!
2. Jam Tidurmu Bakal Berkurang karena Beban Akademik
Kalo kamu kuliah arsitektur, istilah work-life-balance yang digaungkan orang jaman sekarang nggak bakal bisa kamu terapin. Jam tidur bakal jadi ‘barang mewah’. Kedengarannya sih klise, tapi ini serius: kamu bakal mengorbankan jam tidurmu demi tugas perancangan arsitektur kamu.
Ini dikarenakan beban akademik yang berat di kuliah arsitektur. Kuliah arsitektur identik dengan begadang, tugas studio, dan revisi yang nonstop. Kamu bakal menghabiskan banyak waktu di studio, bikin maket, bikin gambar teknis, dan persiapan presentasi.
Kalau kamu tipe orang yang harus tidur 8 jam untuk bisa produktif, kamu perlu siap-siap adaptasi. Tapi bukan berarti nggak bisa survive, ya. Banyak juga mahasiswa arsitektur yang akhirnya jago time management dan tetap sehat, kok.
3. Biaya Kuliah dan Material yang Nggak Murah
Salah satu hal penting yang sering dilupakan adalah: arsitektur itu jurusan mahal. Selain uang kuliah, kamu juga butuh budget tambahan buat beli alat gambar, software, bahan maket, bolak-balik ke tukang printing buat ngeprint gambar kerja dan poster, sampai ikut pameran.
Beberapa kampus biasanya sudah menyediakan fasilitas lengkap, tapi tetap saja kamu harus sering keluar uang dari kantong sendiri. Ada beberapa alat dan bahan yang harus kamu bawa sendiri, karena kampus hanya menyediakan fasilitas seadanya.
Maka dari itu, kamu harus belajar memprioritaskan alokasi uang saat kuliah arsitektur. Sehingga otomatis waktu main atau nongkrongmu akan berkurang, seiring kamu paham prioritas keuangan kamu saat kuliah. Kamu akan banyak berkorban demi kuliah dari segi finansial. Jadi, kamu perlu pertimbangan matang sebelum kuliah arsitektur ini.
4. Mental dan Daya Juang yang Anti Tumbang
Kamu bisa aja jago gambar dari kecil, tapi soal mental, itu lain cerita. Tanpa daya tahan dan mental baja, kamu bakal cepat tumbang. Kritik dari dosen soal perancanganmu bisa tajam, baik dari segi desain arsitektur, maupun struktural. Apalagi kalau maketmu jelek banget kayak rumah kumuh, maketmu bisa dilempar sama dosen.
Nggak jarang, hal itu bikin kamu harus ngulang perancanganmu dari awal lagi, karena konsep desain awal kamu aja kurang mantap. Di lain sisi, kamu harus tetap ngejar target mingguan biar nggak ketinggalan penilaian. Berat, ‘kan?
Aku nggak bermaksud nakutin, tapi arsitektur itu maraton, bukan sprint. Kalau kamu tahan banting dan bisa belajar dari kegagalan, kamu akan bertumbuh luar biasa di sini. Kritik dari dosen bukan berarti kamu nggak bisa kuliah arsitektur. Anggaplah kritik itu jadi pecutan biar desain perancangan kamu lebih baik. Jadi, kuat-kuat yah kuliah arsitektur!
5. Skill Teknis dan Software
Mungkin kamu masuk jurusan ini karena suka menggambar tangan, tapi zaman sekarang, hand drawing saja nggak cukup. Dari semester awal, kamu akan dikenalkan pada software seperti AutoCAD untuk gambar kerja teknis perancangan kamu, dan SketchUp untuk memvisualisasikan rancangan 3D arsitektural kamu.
Terlebih, dunia desain arsitektur modern menuntut penguasaan perangkat lunak yang lebih kompleks dan beragam seperti Revit untuk BIM (Building Information Modeling), Rhino untuk bentuk organik, Lumion dan Enscape untuk visualisasi real-time, hingga Adobe Photoshop, Illustrator, dan InDesign untuk memperkuat presentasi visual buat poster perancangan kamu.
Yang sering bikin mahasiswa keteteran adalah anggapan bahwa software itu bisa dipelajari sambil jalan. Nyatanya, kamu harus aktif eksplor sendiri di luar kuliah. Belajar dari YouTube, forum arsitektur, kursus online, atau langsung eksperimen sendiri adalah rutinitas yang harus kamu biasakan. Semakin luas software yang kamu kuasai, semakin fleksibel kamu mengekspresikan ide dan menyiapkan portofolio yang siap bersaing di dunia kerja nanti.
6. Kemampuan Komunikasi dan Kerja Sama Tim
Banyak yang kira kalau kuliah arsitektur itu cuma merancang sendiri. Itu nggak sepenuhnya benar. Ada beberapa hal saat kuliah arsitektur yang mengharuskan kerja sama tim, seperti saat membuat program ruang, diskusi konsep desain dengan teman-teman, dan dosen pembimbing.
Apalagi saat perancangan kawasan atau lomba desain arsitektur, yang mengharuskan kerjasama tim. Maka dari itu, kamu harus punya skill komunikasi yang baik, seperti bernegosiasi, berkompromi, dan mengatur ego.
Terlebih, jangan sampai kamu malas dan nggak berkontribusi apa-apa di tim. Nggak jarang saking beratnya kuliah arsitektur, ada beberapa kasus yang saling emosi dengan teman satu tim karena nggak memenuhi ekspektasi, atau rekan satu timnya nggak kerja. Maka dari itu, kemampuan interpersonal dalam kerja sama tim juga kamu perlukan saat kuliah arsitektur.
7. Persiapan dalam Mengumpulkan Portofolio Perancangan
Ini hal yang paling penting: portofolio arsitektur. Portofolio arsitektur ini didapat selama kamu kuliah arsitektur dari perancanganmu tiap semester. Karena jadi bukti keterampilan dan kreativitas kamu. Ini juga menjadi alat utama perekrut atau klien kalau kamu ingin lanjut kerja di konsultan arsitektur.
Selain sebagai dokumentasi karya, portofolio meningkatkan daya saing di pasar kerja dan membangun kredibilitas profesional kamu. Banyak perusahaan dan klien lebih tertarik pada hasil nyata dibandingkan sekadar CV. Dengan portofolio yang kuat, kamu sebagai lulusan arsitektur dapat membuka peluang magang, pekerjaan tetap, atau proyek freelance.
Portofolio juga berperan dalam personal branding dan pemasaran diri kamu. Dengan tampilan yang profesional, lulusan arsitektur dapat memperlihatkan identitas desain uniknya dan membangun jaringan di industri. Jadi, jangan lupa ya untuk belajar arsitektur dan perancangan dengan sungguh-sungguh. Karena hasil perancangan arsitektur kamu tiap semester harus kamu simpan untuk melamar kerja nanti.
8. Pertimbangkan Prospek Kerja Kamu Nanti Setelah Kuliah Arsitektur
Prospek kerja ini sangat krusial sebagai pertimbangan sebelum kamu kuliah arsitektur. Setelah lulus kuliah, kamu harus tahu kamu bakal ke mana. Mau jadi arsitek profesional bersertifikat IAI? Atau pengusaha desain rumah? Atau jadi perencana kota dan wilayah?
Prospek kerja yang luas menanti para lulusan arsitektur. Kamu nggak cuma bisa jadi arsitek profesional yang merancang bangunan. Banyak juga kok lulusan yang sukses di bidang desain interior, perencanaan kota dan wilayah, pengembang properti, konsultan konstruksi, manajemen proyek, desainer lansekap, arsitek konservasi, dan peneliti arsitektur.
Kuliah Arsitektur (Kelihatannya) Keren, Tapi Nggak untuk Semua Orang.
Mungkin kelihatannya kuliah arsitektur itu keren, tapi perjuangannya nggak main-main loh. Kuliah arsitektur bisa jadi pengalaman yang paling menantang yang pernah kamu hadapi, kalau kamu paham apa saja yang kamu hadapi. Dengan pertimbangan yang matang, kamu bisa masuk dengan siap, bukan cuma ikut-ikutan temen, disuruh ortu, bahkan demi FYP konten TikTok buat video POV bikin maket.
Kuliah arsitektur itu mendedikasikan diri untuk belajar arsitektur sepanjang kuliah hingga lulus, bahkan sepanjang hidup. Belajarmu nggak cuma di bangku kuliah. Setelah kuliah, kamu akan terus belajar, sekalipun kamu udah nemu profesi yang sejalan dengan jurusan kuliahmu ini.
Jadi, sebelum kamu daftar jurusan ini, pastikan kamu udah mikirin pertimbangan sebelum kuliah arsitektur dengan kepala dingin, hati kuat, dan pikiran terbuka, ya!
Sumber:
https://www.idntimes.com/life/education/laurensius-aldiron-1/kuliah-arsitektur-c1c2

